Setelah dirasa siap, ia pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah ada saja yang dikerjakan. Aku rasa kalian mengerti :p
Pengawas masuk ke dalam ruangan bak hakim yang sudah dipersilahkan panitera untuk memasuki ruang sidang. Tas diletakkan di depan kelas bukanlah hal menakjubkan karena banyak “tas-tas super mini” yang bergentayangan di antara mereka.
Kertas dibagi dan dimulailah potret negeri ini. Suara-suara bersahutan mengiringi detik demi detik waktu yang telah disediakan. Tentunya para “master” yang sudah tersohor karena “kepintarannya” mengeluarkan ilmu mereka. Dan untuk para “junior” yang belum terlalu ahli melakukannya, pelan-pelan “berdendang ria”, juga ingin mendapatkan hak yang sama. Sesekali, pengawas menyuruh diam dan kembali ke kesibukannya. Entah membaca koran, mengutak-atik laptop, pencet-pencet hp, dan lain lain yang sama sekali tidak ingin diketahui oleh “penjawab-penjawab soal” ini. Karena mereka tahu, semakin sibuk sang pengawas, semakin berjayalah mereka.
Waktu habis. Jika mereka sudah selesai, tentunya akan dengan berjalan melenggang tanpa beban mengumpulkan soal + “jawaban” mereka. Dan jika belum selesai, tentu saja sudah pasti. Kalian pasti tahu :p
UAS hari itu selesai dan UAS dengan materi ujian berbeda datang menjemput lagi esok hari. Apa jalan ceritanya sama? Entahlah….
0 komentar:
Posting Komentar